Pengendara Roda Dua Rawan Akan Dampak Negatif Polusi Udara

Selasa, 07 Februari 2012


“ Setiap hari, kalau melewati daerah Tomang dan wilayah Jakarta Barat, saya ibarat melalui kumpulan kabut polusi. Saya tahu itu berbahaya. Namun, saya hanya bisa meminimalisasi agar dampaknya tidak terlalu parah bagi kesehatan saya, “ ungkap Matius Koko, pengendara roda dua yang setiap hari berjibaku dengan polusi udara kota besar seperti Jakarta.

Apa yang diungkapkan Matius Koko tidak salah. Menurut hasil studi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan lembaga penelitian Jerman, Forschungserzentrum Julich, pada tahun 2001 luas kawasan kritis polusi udara di Pulau Jawa mencapai 17.300 km2. Jumlah itu diperkirakan semakin meningkat pada tahun ini, mencapai 30.500 km2. Jakarta, sebagai ibu kota yang memiliki luas 740 km persegi, hampir semua wilayahnya mengalami kritis polusi udara yang sebagian besar disebabkan asap pembuangan dari kendaraan bermotor.
Berdasarkan data dari Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta, jumlah kendaraan bermotor di tahun 2011 mencapai 11,3 juta lebih, dengan delapan juta di antaranya kendaraan roda dua atau motor. Dipilihnya motor oleh para komuter, yakni pengendara yang sehari-harinya pergi dan pulang ke tempat kerja dengan kendaraan roda dua itu, tidak bisa dihindari. Selain biaya murah, penggunaan motor bisa menghemat waktu.
Hanya, tanpa disadari pilihan itu memunculkan konsekuensi, yakni para komuter tersebut harus berjibaku dengan polusi udara yang harus dihadapi setiap hari. Dalam udara yang tercemar, setidaknya terdapat unsur-unsur berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), oksidan (O3),  hidro karbon (HC), PM 10, PM 2,5, TSP (debu), Pb (Timah Hitam), dan Dustfall (debu jatuh).


Jika udara tercemar tersebut terisap, maka akibat yang tidak dapat dihindarkan adalah munculnya gangguan kesehatan pada saluran pernapasan seperti ISPA, asma, pneumonia, hingga yang fatal adalah meningkatnya timbal dalam darah. Pada anak-anak, timbal dalam darah bisa menurunkan tingkat kecerdasan.
Banyak cara yang bisa dipakai para komuter untuk mengurangi polusi udara. Mulai dari penggunaan masker penutup dan helm standar yang full face saat berkendara. Usahakan pula untuk berkendara di pagi hari agar udara belum terlalu banyak terpapar polusi. Namun, upaya tersebut perlu ditambah dengan proteksi dari dalam, yakni dengan cara mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan juga rajin minum susu.
Asupan pola makan yang baik dan seimbang termasuk susu di dalamnya memberikan berbagai nutrisi yang membantu menjaga daya tahan dan membantu mempercepat pemulihan tubuh. Memilih dan mempersiapkan bahan makanan pun menjadi proses yang tidak dapat dianggap sepele. Hindari terlalu banyak makanan yang diproses dan bersihkan bahan makanan dari residu pestisida dengan mencuci bersih bahan makanan untuk mengurangi berbagai zat membahayakan yang dapat mesuk ke dalam tubuh.
Jadi, untuk para komuter, walaupun setiap hari sangat rentan terhadap polusi udara, pastikan untuk selalu menggunakan masker atau helm standar yang full face saat berkendara, dan mengonsumsi makanan bergizi.


TIPS KOMUTER MENGHADAPI POLUSI

·         Berkendara di pagi hari di saat udara belum terlalu banyak terpapar polusi
·         Berkendara dengan mengenakan masker penutup dan helm standar yang full face.
·         Mengonsumsi makanan bergizi.“ Setiap hari, kalau melewati daerah Tomang dan wilayah Jakarta Barat, saya ibarat melalui kumpulan kabut polusi. Saya tahu itu berbahaya. Namun, saya hanya bisa meminimalisasi agar dampaknya tidak terlalu parah bagi kesehatan saya, “ ungkap Matius Koko, pengendara roda dua yang setiap hari berjibaku dengan polusi udara kota besar seperti Jakarta.
Apa yang diungkapkan Matius Koko tidak salah. Menurut hasil studi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan lembaga penelitian Jerman, Forschungserzentrum Julich, pada tahun 2001 luas kawasan kritis polusi udara di Pulau Jawa mencapai 17.300 km2. Jumlah itu diperkirakan semakin meningkat pada tahun ini, mencapai 30.500 km2. Jakarta, sebagai ibu kota yang memiliki luas 740 km persegi, hampir semua wilayahnya mengalami kritis polusi udara yang sebagian besar disebabkan asap pembuangan dari kendaraan bermotor.
Berdasarkan data dari Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta, jumlah kendaraan bermotor di tahun 2011 mencapai 11,3 juta lebih, dengan delapan juta di antaranya kendaraan roda dua atau motor. Dipilihnya motor oleh para komuter, yakni pengendara yang sehari-harinya pergi dan pulang ke tempat kerja dengan kendaraan roda dua itu, tidak bisa dihindari. Selain biaya murah, penggunaan motor bisa menghemat waktu.
Hanya, tanpa disadari pilihan itu memunculkan konsekuensi, yakni para komuter tersebut harus berjibaku dengan polusi udara yang harus dihadapi setiap hari. Dalam udara yang tercemar, setidaknya terdapat unsur-unsur berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), oksidan (O3),  hidro karbon (HC), PM 10, PM 2,5, TSP (debu), Pb (Timah Hitam), dan Dustfall (debu jatuh).
Jika udara tercemar tersebut terisap, maka akibat yang tidak dapat dihindarkan adalah munculnya gangguan kesehatan pada saluran pernapasan seperti ISPA, asma, pneumonia, hingga yang fatal adalah meningkatnya timbal dalam darah. Pada anak-anak, timbal dalam darah bisa menurunkan tingkat kecerdasan.
Banyak cara yang bisa dipakai para komuter untuk mengurangi polusi udara. Mulai dari penggunaan masker penutup dan helm standar yang full face saat berkendara. Usahakan pula untuk berkendara di pagi hari agar udara belum terlalu banyak terpapar polusi. Namun, upaya tersebut perlu ditambah dengan proteksi dari dalam, yakni dengan cara mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan juga rajin minum susu.
Asupan pola makan yang baik dan seimbang termasuk susu di dalamnya memberikan berbagai nutrisi yang membantu menjaga daya tahan dan membantu mempercepat pemulihan tubuh. Memilih dan mempersiapkan bahan makanan pun menjadi proses yang tidak dapat dianggap sepele. Hindari terlalu banyak makanan yang diproses dan bersihkan bahan makanan dari residu pestisida dengan mencuci bersih bahan makanan untuk mengurangi berbagai zat membahayakan yang dapat mesuk ke dalam tubuh.
Jadi, untuk para komuter, walaupun setiap hari sangat rentan terhadap polusi udara, pastikan untuk selalu menggunakan masker atau helm standar yang full face saat berkendara, dan mengonsumsi makanan bergizi.


TIPS KOMUTER MENGHADAPI POLUSI

·         Berkendara di pagi hari di saat udara belum terlalu banyak terpapar polusi
·         Berkendara dengan mengenakan masker penutup dan helm standar yang full face.
·         Mengonsumsi makanan bergizi.

0 komentar:

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Followers