“ Setiap hari, kalau melewati daerah Tomang dan wilayah
Jakarta Barat, saya ibarat melalui kumpulan kabut polusi. Saya tahu itu
berbahaya. Namun, saya hanya bisa meminimalisasi agar dampaknya tidak terlalu
parah bagi kesehatan saya, “ ungkap Matius Koko, pengendara roda dua yang
setiap hari berjibaku dengan polusi udara kota besar seperti Jakarta.
Apa yang diungkapkan Matius Koko tidak salah. Menurut hasil
studi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan
lembaga penelitian Jerman, Forschungserzentrum Julich, pada tahun 2001 luas
kawasan kritis polusi udara di Pulau Jawa mencapai 17.300 km2.
Jumlah itu diperkirakan semakin meningkat pada tahun ini, mencapai 30.500 km2.
Jakarta, sebagai ibu kota yang memiliki luas 740 km persegi, hampir semua
wilayahnya mengalami kritis polusi udara yang sebagian besar disebabkan asap
pembuangan dari kendaraan bermotor.
Berdasarkan data dari Kepolisian Daerah Metropolitan
Jakarta, jumlah kendaraan bermotor di tahun 2011 mencapai 11,3 juta lebih,
dengan delapan juta di antaranya kendaraan roda dua atau motor. Dipilihnya
motor oleh para komuter, yakni pengendara yang sehari-harinya pergi dan pulang
ke tempat kerja dengan kendaraan roda dua itu, tidak bisa dihindari. Selain
biaya murah, penggunaan motor bisa menghemat waktu.
Hanya, tanpa disadari pilihan itu memunculkan konsekuensi,
yakni para komuter tersebut harus berjibaku dengan polusi udara yang harus
dihadapi setiap hari. Dalam udara yang tercemar, setidaknya terdapat
unsur-unsur berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2), karbon
monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), oksidan (O3), hidro karbon (HC), PM 10, PM 2,5, TSP (debu),
Pb (Timah Hitam), dan Dustfall (debu jatuh).
Jika udara tercemar tersebut terisap, maka akibat yang tidak
dapat dihindarkan adalah munculnya gangguan kesehatan pada saluran
pernapasan seperti ISPA, asma, pneumonia, hingga yang fatal adalah meningkatnya
timbal dalam darah. Pada anak-anak, timbal dalam darah bisa menurunkan tingkat
kecerdasan.
Banyak cara yang bisa dipakai para komuter untuk mengurangi
polusi udara. Mulai dari penggunaan masker penutup dan helm standar yang full face saat berkendara. Usahakan pula
untuk berkendara di pagi hari agar udara belum terlalu banyak terpapar polusi.
Namun, upaya tersebut perlu ditambah dengan proteksi dari dalam, yakni dengan
cara mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan juga rajin minum susu.
Asupan pola makan yang baik dan seimbang termasuk susu di
dalamnya memberikan berbagai nutrisi yang membantu menjaga daya tahan dan
membantu mempercepat pemulihan tubuh. Memilih dan mempersiapkan bahan makanan
pun menjadi proses yang tidak dapat dianggap sepele. Hindari terlalu banyak
makanan yang diproses dan bersihkan bahan makanan dari residu pestisida dengan
mencuci bersih bahan makanan untuk mengurangi berbagai zat membahayakan yang
dapat mesuk ke dalam tubuh.
Jadi, untuk para komuter, walaupun setiap hari sangat rentan
terhadap polusi udara, pastikan untuk selalu menggunakan masker atau helm
standar yang full face saat
berkendara, dan mengonsumsi makanan bergizi.
TIPS KOMUTER
MENGHADAPI POLUSI
·
Berkendara di pagi hari di saat udara belum
terlalu banyak terpapar polusi
·
Berkendara dengan mengenakan masker penutup dan
helm standar yang full face.
·
Mengonsumsi makanan bergizi.“ Setiap hari, kalau melewati daerah Tomang dan wilayah
Jakarta Barat, saya ibarat melalui kumpulan kabut polusi. Saya tahu itu
berbahaya. Namun, saya hanya bisa meminimalisasi agar dampaknya tidak terlalu
parah bagi kesehatan saya, “ ungkap Matius Koko, pengendara roda dua yang
setiap hari berjibaku dengan polusi udara kota besar seperti Jakarta.
Apa yang diungkapkan Matius Koko tidak salah. Menurut hasil
studi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan
lembaga penelitian Jerman, Forschungserzentrum Julich, pada tahun 2001 luas
kawasan kritis polusi udara di Pulau Jawa mencapai 17.300 km2.
Jumlah itu diperkirakan semakin meningkat pada tahun ini, mencapai 30.500 km2.
Jakarta, sebagai ibu kota yang memiliki luas 740 km persegi, hampir semua
wilayahnya mengalami kritis polusi udara yang sebagian besar disebabkan asap
pembuangan dari kendaraan bermotor.
Berdasarkan data dari Kepolisian Daerah Metropolitan
Jakarta, jumlah kendaraan bermotor di tahun 2011 mencapai 11,3 juta lebih,
dengan delapan juta di antaranya kendaraan roda dua atau motor. Dipilihnya
motor oleh para komuter, yakni pengendara yang sehari-harinya pergi dan pulang
ke tempat kerja dengan kendaraan roda dua itu, tidak bisa dihindari. Selain
biaya murah, penggunaan motor bisa menghemat waktu.
Hanya, tanpa disadari pilihan itu memunculkan konsekuensi,
yakni para komuter tersebut harus berjibaku dengan polusi udara yang harus
dihadapi setiap hari. Dalam udara yang tercemar, setidaknya terdapat
unsur-unsur berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2), karbon
monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), oksidan (O3), hidro karbon (HC), PM 10, PM 2,5, TSP (debu),
Pb (Timah Hitam), dan Dustfall (debu jatuh).
Jika udara tercemar tersebut terisap, maka akibat yang tidak
dapat dihindarkan adalah munculnya gangguan kesehatan pada saluran
pernapasan seperti ISPA, asma, pneumonia, hingga yang fatal adalah meningkatnya
timbal dalam darah. Pada anak-anak, timbal dalam darah bisa menurunkan tingkat
kecerdasan.
Banyak cara yang bisa dipakai para komuter untuk mengurangi
polusi udara. Mulai dari penggunaan masker penutup dan helm standar yang full face saat berkendara. Usahakan pula
untuk berkendara di pagi hari agar udara belum terlalu banyak terpapar polusi.
Namun, upaya tersebut perlu ditambah dengan proteksi dari dalam, yakni dengan
cara mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan juga rajin minum susu.
Asupan pola makan yang baik dan seimbang termasuk susu di
dalamnya memberikan berbagai nutrisi yang membantu menjaga daya tahan dan
membantu mempercepat pemulihan tubuh. Memilih dan mempersiapkan bahan makanan
pun menjadi proses yang tidak dapat dianggap sepele. Hindari terlalu banyak
makanan yang diproses dan bersihkan bahan makanan dari residu pestisida dengan
mencuci bersih bahan makanan untuk mengurangi berbagai zat membahayakan yang
dapat mesuk ke dalam tubuh.
Jadi, untuk para komuter, walaupun setiap hari sangat rentan
terhadap polusi udara, pastikan untuk selalu menggunakan masker atau helm
standar yang full face saat
berkendara, dan mengonsumsi makanan bergizi.
TIPS KOMUTER
MENGHADAPI POLUSI
·
Berkendara di pagi hari di saat udara belum
terlalu banyak terpapar polusi
·
Berkendara dengan mengenakan masker penutup dan
helm standar yang full face.
·
Mengonsumsi makanan bergizi.
0 komentar:
Posting Komentar